Kamis, 07 Juni 2012

Sekumpulan Rindu yang Memberontak


Tangan diam;mati rasa
Kaki diam;enggan
Tertinggal pikir dan rasa di atap
Bermula hari hari yang lalu, berat hati mengakui kekalahan telak dengan persoalan cinta. Sebatas kagum dan menanti yang aku punya. Perhatian atau sutra yang begitu lembut pun tidak aku punya untuk menjadikanmu bidadari.
Bersajak;tidak begitu bagus
Aku sengaja memaksakan;aku mencoba menarik kencang imaji dan ku bincangkan
Aku tumpahkan pada hari esok
Dengan bisik-bisik angin yang setiap kali aku beri pesan
Aku tetap menunggu dengan doa;jika bukan pilihan yang terbaik segera bisikkanlah mana yang menjadi pilihan terbaik untuk membungkam pemberontakan yang sekarang berada dalam tubuh
By : Dragon Monster
28 febuari 2012

Kisah Kebun Pisang


Awalnya hanya kebun pisang
Aku tebang dan singkirkan
Ratakan
Bangunkan pagar pondasi
Keliling
Kokoh
Siap skets petakan yang di inginkan
Pasang ram besi dan cor
Satu demi satu tempel bata menjulang tinggi
Lunas
Mulai mengeras
Rakit kayu dan pasang di atasnya
Genteng terpampang gagah
Teguh pikiran rasa
Merabat
Poles dan tempel suasana hangat
Haluskan tempelan bata
Sedikit berkreatif
Beri teknik tali air dan benangan
Tinggal dinginkan dengan warna
Pasang daun pintu dan daun jendela
Satu bayang pelepas lelah
Cukup
Letakkan tubuh
Glendengan sampai terlelap


By : Dragon Monster

"Tanpa Judul"


Betapa dalam kupendam rasa 
Berapa lama dapat bertahan
gejolak hati yang tak jua reda
meraung-raung tergema di dada
Sesal yang tak lagi berguna
Hanya menambah goretan lara
Derai tangis, tawa tertepis
Ini harapan terkikis habis
Bara api yang tak pernah mati
Kini tak lebih dari nyala kecil api lilin
Akankah padam tinggalkan mimpi
harapan tak kan hilang dari kehidupan
Seperti hati yang sendiri
meniti langkah kemana kan pergi
Menuju padanya wahai cinta sejati
membawa puisi sang pujangga hati

karya: D.F